Orang yang percaya pada takdir menganggap perjalanan hidup manusia
pada hukum alam yang sudah pasti. bumi dan benda angkasa yang bergerak
melalui hukum alam, maka dari sini pun akan timbul kesimpulan bahwa
demikian juga dengan umur manusia, segalanya berjalan berdasarkan hukum
alam yang tidak berubah. Umur manusia sudah ditentukan berdasar hukum
yang tetap. kemungkinan mati untuk seseorang yang berdiam diri di rumah
atau seorang tentara yang berjuang di medan pertempuran sama saja,
karena apa? Sebab sudah ditentukan terlebih dahulu.
Bila belum waktunya untuk mati walau ditembaki, manusia tak dapat mati.
Tuhan telah menetukan segalanya dan manusia hanya dapat tunduk pada
ktentuan Tuhan. menurut kepercayaan takdir ini, manusia tak dapat
berdaya untuk merubah nasibnya dan karena sudah ditentukan lebih dulu.
manusia tidak dapat bertanggung jawab atas perbuatannya, atas jalan
pikirannya dan atas kemauannya karena Tuhan sudah menetukan.
Kepercayaan ekstrem seperti ini tidak dapat dipertahankan. Tuhan adalah
Maha Penyanyang, Maha Pengasih, Maha adil. Tidak mungkin Tuhan Yang Maha
Adil telah menetapkan kesusahan dan penderitaan pada sejumlah umatnya
yang kurang mampu. Tidak mungkin Tuhan Yang Maha Pengasih membuat
sebagian umatnya penjahat. Tidak masuk akal kalau Tuhan menetapkan
seseorang menjadi pembunuh dan menetapkan orang itu untuk di hukum mati
di tiang gantungan. Di mana kasih sayang Tuhan yang menetapkan makhluk
ciptaan-nya sendiri untuk di hukum gantung?
Pemaknaan takdir seperi ini adalah penafsiran yang kurang tepat.
Kesalahan bukan ada pada Tuhan melainkan kemampuan otak manusia untuk
memahami ajaran agama yang kadangkala dangkal dan sempit. yang
ditafsirkan manusia sebagai nasib adalah akibat dari perbuatannya yang
mungkin kurang disadarinya karena terjadi diluar kesadaran, misalnya
terjadi pada kehidupan terdahulu. dalam hal ini, kita perlu menerima
adanya kehidupan dunia yang telah kita lewati sebelum yang sekarang.
Ini terjadi karena hukum instinc, hati nurani dan hukum sebab
akibat ialah karma. tindakan kemampuan dari kemauan. Apa yang diperbuat
oleh manusia terjadi karena kemampuan ini. Pada hewan halsemacam ini
tidak berlaku karena kelemahan dalam hal pemikiran dan segala macam
pertimbangannya. Karma menguasai tidak hanya manusia tapi juga hukum
alam yang tak dapat dielakkan.
Hukum karma memberi pelajaran bahwa manusia mempunyai kebebasan kemauan,
bahwa dia bertanggungjawab untuk perbuatannya dan bukan hanya boneka
yang kebetulan berbasib sial, juga bukan penerima limpahan-limpahan
hadiah dan hukuman dari balas dendam Tuhan. Hukum ini mengajar manusia
dengan instinc-nya untuk mencapai kebahagiaan dan agar dia berkembang
sampai pendirian kebenaran dan cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar