Translate

Minggu, 25 Januari 2015

Senja Di Himalaya (Inherentance Of Loss) By Kiran Desai

Karya : Kiran desai
penerbit : hikmah

Sinopsis,

Karakter karakter menakjubkan dari novel ini bagai cermin, mengingatkan kepada diri kita sendiri.inilah cerita mengenai mereka yang miskin dan lugu ,mereka yang terhormat namun merasa terasing.  Karena mereka terbelah antara budaya timur dan barat, dan senantiasa mempertanyakan mana yang lebih baik: tradisi atau modernitas?


Tulisan cahaya menyerang kegelapan,lebih melimpah ketimbang meteor.

Kota asing nan tinggi itu mengambil alih pedesaan.

Yakin akan kehidupan dan kematianku,aku mengamati mereka yang penuh ambisi dan ingin memahami mereka.

Siang mereka tamak seperti seutas tali penjerat di udara.

Malam mereka adalah istirahat dari gelora di dalam baja,
Siaga untuk menyerang.mereka berbicara tentang kemanusiaan.
Kemanusiaanku ada pada perasaan bahwa kita semua adalah suara dari kemiskinan yang sama.
Mereka bicara tentang tanah air.

Tanah airku adalah irama sebuah gitar,beberapa lembar foto,sebilah pedang tua,doa rumpun willow yang dapat dilihat saat malam turun.

Waktu berjalan di dalam diriku.

Lebih hening daripada bayanganku,aku berjalan melewati gerombolan tamak yang sombong itu.

Mereka tak tergantikan,unik,layak untuk masa depan.

Namaku adalah seseorang dan siapa saja.

Aku berjalan perlahan,seperti seseorang yang datang dari tempat sedemikian jauh sehingga dia tak berharap akan sampai……

Download

Senja Di Himalaya (Inherentance Of Loss) By Kiran Desai

Karya : Kiran desai
penerbit : hikmah

Sinopsis,

Karakter karakter menakjubkan dari novel ini bagai cermin, mengingatkan kepada diri kita sendiri.inilah cerita mengenai mereka yang miskin dan lugu ,mereka yang terhormat namun merasa terasing.  Karena mereka terbelah antara budaya timur dan barat, dan senantiasa mempertanyakan mana yang lebih baik: tradisi atau modernitas?


Tulisan cahaya menyerang kegelapan,lebih melimpah ketimbang meteor.

Kota asing nan tinggi itu mengambil alih pedesaan.

Yakin akan kehidupan dan kematianku,aku mengamati mereka yang penuh ambisi dan ingin memahami mereka.

Siang mereka tamak seperti seutas tali penjerat di udara.

Malam mereka adalah istirahat dari gelora di dalam baja,
Siaga untuk menyerang.mereka berbicara tentang kemanusiaan.
Kemanusiaanku ada pada perasaan bahwa kita semua adalah suara dari kemiskinan yang sama.
Mereka bicara tentang tanah air.

Tanah airku adalah irama sebuah gitar,beberapa lembar foto,sebilah pedang tua,doa rumpun willow yang dapat dilihat saat malam turun.

Waktu berjalan di dalam diriku.

Lebih hening daripada bayanganku,aku berjalan melewati gerombolan tamak yang sombong itu.

Mereka tak tergantikan,unik,layak untuk masa depan.

Namaku adalah seseorang dan siapa saja.

Aku berjalan perlahan,seperti seseorang yang datang dari tempat sedemikian jauh sehingga dia tak berharap akan sampai……

Download

Tidak ada komentar: