Salah satu jalan untuk mencapai
ketenangan jiwa. Ketenangan jiwa yang dimaksud di sini adalah salah
satu jalan yang harus kita lewati agar kita dapat mencapai kebersihan
hati, yang tujuannya adalah kita dapat mengerti akan diri kita sendiri.
Sebelum kita melangkah “jauh” mencari “arti kehidupan” ini, marilah kita
mulai dari diri kita sendiri. Kita bersihkan segala penyakit hati ini
dengan selalu berprasangka positip / baik kepada Sang Maha Penguasa alam
semesta ini dan selalu mengingat-Nya serta berserah diri kepada-Nya.
Berbicara mengenai kebersihan hati di sini adalah kita dalam kehidupan ini jangan selalu hanya menggunakan mata kepala / fisik saja, namun marilah kita juga menggunakan mata batin / hati.
Pada umumnya manusia manatap liku-liku kehidupan ini dan berbagai macam keadaan hanya dari mata kepalanya saja, sehingga timbul berbagai macam prasangka antara lain kenapa diri ini selalu mendapat kesusahan, kenapa orang yang durhaka nasibnya baik dan beruntung sedangkan orang yang taat tampaknya hidup serba susah dan tidak beruntung. Lalu terjadi kebimbangan di hati sehingga menganggap Tuhan tidak menyayangi orang-orang yang taat, tetapi justru memberi rahmat bagi orang yang durhaka. Dari prasangka-prasangka tersebut mengakibatkan kebimbangan / keraguan hati.
Coba kita renungkan dalam hidup ini selalu akan ada suatu “masalah”, bukankah Tuhan menciptakan sesuatu itu umumnya selalu berpasangan. Ada siang & ada malam, ada baik & ada buruk, ada miskin & ada kaya, ada susah & ada senang, ada surga ada neraka, dll. Artinya dalam kehidupan ini kita akan menjumpai siang dan malam, susah dan senang, dsb. Semua itu tergantung diri kita sendiri menyikapinya. Coba kita memandangnya dari sudut yang berbeda.
Bukankah kita tahu bahwa benda emas saja yang “mewah” di dunia ini harus mengalami beberapa pengujian dahulu baru dapat dikatakan emas tersebut adalah emas murni. Artinya kita akan mengalami problema hidup ini yang akan meningkatkan kadar “kemurnian / kesucian” hati ini yang dengan sendirinya akan menambah keimanan / keyakinan kita terhadap Sang Pencipta. Dalam ajaran agam Islam para Nabi saja banyak mengalami “ujian” dalam kehidupannya, antara lain ada yang bertahun-tahun tidak mempunyai keturunan kemudian setelah diberikan keturunan Nabi tersebut harus menyembelih putranya sendiri, ada yang sampai dilempari dan diludahi, ada yang sampai dipenjara, dan lain sebagainya.
Dalam melihat sesuatu hendaknya kita juga menggunakan mata hati. Dengan menggunakan mata hati maka kita akan tahu sesungguhnya Tuhan itu Maha Adil dan Maha Bijaksana. Tuhan tidak akan mengubah takdir-Nya sekalipun terhadap orang-orang yang membangkang kepada-Nya. Sesungguhnya janji Tuhan itu benar adanya.
Oleh karena itu hendaknya kita menanamkan keyakinan dalam hati bahwa Tuhan selalu baik kepada hamba-Nya. Lebih-lebih kepada hamba yang taat, yang selalu beriman kepada-Nya. Doa hambanya pasti akan dikabulkan karena Tuhan tidak pernah ingkar janji. Apa yang dijanjikan-Nya pasti akan datang hanya saja kadang-kadang tidak secepat harapan umat-Nya. Karena hanya Tuhan yang mengetahui waktu yang tepat untuk dikabulkan doa / permintaan umat-Nya. Jika kita masih ragu-ragu maka akan menjadi penyakit hati yang akan mempertebal hijab / dinding pembatas kita kepada-Nya.
Demikian dari penulis untuk pertemuan kali ini, semoga dapat bermamfaat bagi kita semuanya. Dan kita termasuk orang-orang yang selalu mendapatkan keselamatan dari-Nya. Amin
Berbicara mengenai kebersihan hati di sini adalah kita dalam kehidupan ini jangan selalu hanya menggunakan mata kepala / fisik saja, namun marilah kita juga menggunakan mata batin / hati.
Pada umumnya manusia manatap liku-liku kehidupan ini dan berbagai macam keadaan hanya dari mata kepalanya saja, sehingga timbul berbagai macam prasangka antara lain kenapa diri ini selalu mendapat kesusahan, kenapa orang yang durhaka nasibnya baik dan beruntung sedangkan orang yang taat tampaknya hidup serba susah dan tidak beruntung. Lalu terjadi kebimbangan di hati sehingga menganggap Tuhan tidak menyayangi orang-orang yang taat, tetapi justru memberi rahmat bagi orang yang durhaka. Dari prasangka-prasangka tersebut mengakibatkan kebimbangan / keraguan hati.
Coba kita renungkan dalam hidup ini selalu akan ada suatu “masalah”, bukankah Tuhan menciptakan sesuatu itu umumnya selalu berpasangan. Ada siang & ada malam, ada baik & ada buruk, ada miskin & ada kaya, ada susah & ada senang, ada surga ada neraka, dll. Artinya dalam kehidupan ini kita akan menjumpai siang dan malam, susah dan senang, dsb. Semua itu tergantung diri kita sendiri menyikapinya. Coba kita memandangnya dari sudut yang berbeda.
Bukankah kita tahu bahwa benda emas saja yang “mewah” di dunia ini harus mengalami beberapa pengujian dahulu baru dapat dikatakan emas tersebut adalah emas murni. Artinya kita akan mengalami problema hidup ini yang akan meningkatkan kadar “kemurnian / kesucian” hati ini yang dengan sendirinya akan menambah keimanan / keyakinan kita terhadap Sang Pencipta. Dalam ajaran agam Islam para Nabi saja banyak mengalami “ujian” dalam kehidupannya, antara lain ada yang bertahun-tahun tidak mempunyai keturunan kemudian setelah diberikan keturunan Nabi tersebut harus menyembelih putranya sendiri, ada yang sampai dilempari dan diludahi, ada yang sampai dipenjara, dan lain sebagainya.
Dalam melihat sesuatu hendaknya kita juga menggunakan mata hati. Dengan menggunakan mata hati maka kita akan tahu sesungguhnya Tuhan itu Maha Adil dan Maha Bijaksana. Tuhan tidak akan mengubah takdir-Nya sekalipun terhadap orang-orang yang membangkang kepada-Nya. Sesungguhnya janji Tuhan itu benar adanya.
Oleh karena itu hendaknya kita menanamkan keyakinan dalam hati bahwa Tuhan selalu baik kepada hamba-Nya. Lebih-lebih kepada hamba yang taat, yang selalu beriman kepada-Nya. Doa hambanya pasti akan dikabulkan karena Tuhan tidak pernah ingkar janji. Apa yang dijanjikan-Nya pasti akan datang hanya saja kadang-kadang tidak secepat harapan umat-Nya. Karena hanya Tuhan yang mengetahui waktu yang tepat untuk dikabulkan doa / permintaan umat-Nya. Jika kita masih ragu-ragu maka akan menjadi penyakit hati yang akan mempertebal hijab / dinding pembatas kita kepada-Nya.
Demikian dari penulis untuk pertemuan kali ini, semoga dapat bermamfaat bagi kita semuanya. Dan kita termasuk orang-orang yang selalu mendapatkan keselamatan dari-Nya. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar