Kematian merupakan hukum kehidupan yang tidak bisa dielakkan dan memang dimaksudkan untuk kebaikan dunia. Tidaklah bijaksana menyesali kematian atau terlalu bersedih karena kematian seseorang. Tidak ada alasan untuk menyayangkan kepergian mereka yang telah pergi menghadap Yang Kuasa, Ada lebih banyak alasan untuk bersedih bagi mereka yang masih hidup.
Manusia bisa mencapai kesempurnaan jika selalu tekun dan ikhlas menjalani setiap tugas yang dieprcayakan kepadanya.
Apakah ada yang lebih mengagumkan daripada kesabaran dan kesucian seorang perempuan? Ia melahirkan anak, setelah menantikan dan menjaga seperti nyawanya sendiri selama sembilan bulan. Ia melahirkan ke dunia dengan rasa sakit dan kecemasan yang luar biasa. Setelah itu, satu – satunya hal yang ia pikirkan hanyalah kesehatan dan kebahagiaan si anak, Dengan hati seluas samudra dan penuh pengampunan, seorang perempuan terus mencintai suami, meskipun jahat, menyia-nyiakan, membenci, dan membuatnya menderita. Betapa anehnya dunia ini!
Jika kau pikir tidak ada orang yang pernah mengalami kemalangan seperti yang kau alami saat ini, kau keliru. Setiap orang dengan cara dan perasaannya sendiri merasa bahwa ia adalah orang yang paling malang. Itu wajar karena apa yang dirasakan jauh lebih terasa daripada apa yang dilihat atau dengar.
Pengetahuan harus meresap ke dalam setiap pikiran dan tindakan dalam hidup. Pengetahuan yang tidak diresapi hanya akan menjadi tumpukan keterangan yang membebani pikiran dan tidak menghasilkan keluhuran budi.
Semenjak awal mula dunia, nasihat orang yang paling bijak sekalipun tidak akan pernah bisa menghilangkan duka hati seorang perempuan yang kehilangan kekasih.
Perbuatan kita sendirilah yang membuat kita bahagia atau menderita, bukan kebajikan atau kejahatan orang lain.
Semangat jiwa adalah cikal bakal keberhasilan. Nasib baik akan menghampiri kita jika kita melakukan tugas dan kewajiban dengan sungguh-sungguh. Bahkan orang yang kuat pun bisa gagal jika ragu-ragu menggunakan kemampuan yang ia miliki.
Orang-orang yang dapat menaklukkan dunia adalah orang yang sabar menghadapi caci maki orang lain. Orang yang dapat mengendalikan emosi ibarat seorang kusir yang dapat menaklukkan dan mengendalikan kuda liar. Hanya mereka yang tidak gentar menghadapi siksaan akan berhasil mencapai apa yang dicitakan. Mereka yang tidak pernah marah lebih mulia daripada orang yang taat menjalankan ibadah selama seratus tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar